Sosiologi versus Mati-matian

Gue paling suka sama pelajaran sosiologi, karena menurut gue sosiologi itu rumpun ilmu yang unik untuk dipelajari bisa dibilang sosiologi itu jauh dari pelajaran orang-orang psikopat yaitu Mati-matian(matematika).
Gue kalo belajar matematika bisa amnesia sementara. Ceritanya waktu itu gue masih inget malem itu gue belajar MTK buat persiapan besok ulangan harian, gue belajar matematika dari jam 07.00 sampe jam 07.10. gue ngerasa gue udah beda, otak gue kacau. Kamar gue serasa gempa, dan pikiran gue ngawur.
Berhubung besoknya ada ulangan terpaksa gue lanjutin belajar tanpa menghiraukan adanya gempa,tsunami bahkan gunung meletus(yang cuman terjadi di kamar gue), peristiwa tersebut gue namain jadi Bencana Private.
Akhirnya setelah berperang melawan MTK melewati hujan badai, tornado, banjir bandang, tanah longsor sampai menaiki elangnya film laga Indosiar akhirnya gue selesai juga, ini merupakan rekor waktu belajar terlama gue gue belajar MTK dari jam 07.00 sampe 07.30 malem, rasanya kepala gue hampir pecah.
Akhirnya besok pun ulangan dan yang terjadi adalah tetep sama belajar sama engga belajar itu sama-sama hasilnya engga lulus.
Dampak dari belajar mtk semalem lebih parah setelah pulang sekolah.
Adek gue yang masih kecil nyamperin gue namanya mario...
'Kaka...kaka... udah pulang'
Gue bengong, terus gue jawab
'Kamu siapa?.'
'Ini aku kaka adik mu mario'
'Oh iya aku lupa'.
Karena itu gue yakin belajar matematika=amnesia sementara.
Beda dengan sosiologi yang jauh dari itung-itungan dan objek kajian sosiologi itu adalah kita Manusia(maaf spesies alay tidak termasuk)
Waktu itu guru sosiologi saya Pa Adimas memberikan tugas tentang penelitian sosial ya seperti makalah atau lebih miripnya bisa dibilang kaya skripsi gitu lah...
Dalam metode penelitian salah satunya adalah dengan menggunakan teknik metode wawancara/interview.
Hal-hal yang termasuk Mistik dan berbau misteri tidak termasuk dalam objek penelitian.
Berdasarkan penjelasan dari pa Adi tersebut maka, gue pun berkesimpulan kalo orang-orang di Film Dua Dunia orangnya hebat-hebat mereka dapat melakukan Interview/wawancara dengan makhluk halus, tapi walaupun hebat acara ini jelas memuat kebohongan publik. Karena apa?, karena mereka mewawancarai setan bukannya manusia, terus ini setan kalo diwawancarai suka ngawur lagi ditanya baik-baik jawabnya ngotot engga jelas gitu
Jadi gue pernah nonton kebetulan adegannya kaya gini.
"Assalamu'alaikum..."si pewawancara membuka obrolan, tapi setannya diem ajah.
"Assalamu'alaikum dengan siapa?, bisa bicara?". (Ini mau wawancara apa lagi nelpon).
Dengan kelakuan yang tidak lazim dan sangat tidak pantas ditiru(karena pas waktu itu setannya kebetulan lagi merangkak engga jelas)ini kan namanya menjatuhkan harkat dan martabat setan tersebut, dan jelas sekali hal tersebut melanggar HASI(Hak Asasi Setan Indonesia).
Dan akhirnya si setan pun memecah keheningan malam.
"Pergi kalian, pergi... ahhhhhh"
Dengan teriakannya yang engga jelas.
Ini kan udah melanggar peraturan penelitian, terus yang ditanya juga malah engga jelas ditanya apa jawabnya apa.
Udah gitu kan kalo orang kesurupan itu kelakuannya engga jelas. Orang lagi diem kesurupan jadinya suka koprol sambil teriak-teriak segala lagi. Ini setannya petakilan apa BEGO, coba sekali kali orag kesurupan itu yang tadinya bego terus setelahnya bisa jadi pinter gitu, itu kan lain lagi ceritanya. Yang ada malah nanti orang-orang dateng ke tempat angker bukannya lari malah dipaksa buat dirasuki biar tambah pinter.
Ingat kesimpulan dari cerita ini adalah:
1. Rumus Belajar mati-matian(matematika)=Amnesia sementara.
2. Lakukanlah penelitian sosial dengan baik dan benar, karena apa karena objek sosiologi itu manusia bukan makhluk halus.

Share:

0 komentar

“Seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan.”