Alhamdulillah, semester 3 kemarin sudah selesai. Dan sekarang memasuki jeda liburan.
Banyak kesan tertinggal seiring perjalanan pulang gue ke Cirebon. Dari diampu salah satu dosen yang mirip Adam Levine atau diampu oleh salah satu dosen, yang paling dihindari mahasiswa di Hukum Internasional, sampai terpecahkannya misteri sempak menghilang, yang keberadaannya telah menjadi misteri satu setengah tahun belakangan di kos gue. Satu persatu dari kesan-kesan yang gue dapat, seolah menjadikannya kenangan. Terekam setiap kali gue melihat rintik hujan dari balik jendela bus.
Yang tak pernah diduga adalah, bertemunya kembali gue dengan dia. 'Perempuan di balik hujan.' Terakhir kali gue berbicara dengannya, saat masih disemester 1. Saat tengah hujan deras di gedung lantai dua fakultas. Satu tahun berlalu, gue bisa bertemu kembali dengannya. Juga dipertemukan kembali oleh hujan deras sore hari.
Bagi yang pernah membaca buku Bumi Manusia, karya si jenius Pak Pramoedya Ananta Toer. Dia adalah sosok Annelies bagi gue. Karakter itu gue namakan Dewi. Keberadaannya memang gue tempatkan berada diantara tokoh fiksi dan nyata. Karena dia adalah salah satu perempuan yang banyak mempengaruhi puisi-puisi dan buku gue.
Tentang apakah perempuan itu benar bernama Dewi. Seperti yang sering ditanyakan temen-temen gue juga, ketika mereka membaca puisi-puisi dan buku gue. Gue selalu mengatakan. 'Gue tidak seberapa pintar, untuk mengimajinasikan seseorang dengan menggunakan nama khayalan.'
Dan potongan terakhir dari mozaik-mozaik kenangan di semester 3 kemarin adalah, gue deket dengan salah satu perempuan. Nggak, gue belum bisa mendeskripsikannya. Mungkin dia anak motor. Gimana enggak coba, dia takut kalo gue yang nyetir, sementara dia sendiri kalo naik motor kesetenan. Mungkin dibayangannya ketika dia lagi naik motor Scoopy nya, itu seolah-olah dia lagi naik motor Yamaha YZR-M1 nya Valentino Rossi.
Pada hari keberangkatan gue pulang ke Cirebon, 'Si anak motor ini.' menyempatkan waktunya untuk mengantarkan gue ke terminal. Dengan gaya ke-setanan-nya seperti biasa saat naik motor.
Sebelum pulang naik bus, sebenarnya sedikit banyaknya dia 'merasa bersalah dan merasa nggak enak.' Karena dua hari sebelumnya gue harusnya pulang naik kereta, tapi batal. Karena berbagai alasan. Meskipun sudah sering gue katakan, kalau ketidak-berangkatan gue kemarin itu karena kesalahan gue sendiri. Dan itu mutlak.
Namun kemudian, muncul pertanyaan seperti. 'Apakah, apa yang dilakukannya itu hanya untuk sekedar perasaan tidak enak atau merasa bersalah?'
Dan sekarang, boleh dikatakan gue dan dia tengah renggang.
Sejujurnya, mudah bagi gue untuk mengatakan. 'Okey.' Seolah semuanya baik-baik saja. Namun sangat sulit bagi gue, ketika kepura-puraan itu dihadapkan dengan diri gue sendiri.
Tapi, walau apapun itu, dengan alasan apapun, termasuk seperti. 'Rasa bersalah/Rasa tidak enak.' Bagi gue, dia tetap menjadi perempuan yang spesial bagi gue, untuk sekarang. Walaupun kemudian, gue juga tidak tau kenapa dia menjadi perempuan yang spesial. Yang jelas dia spesial bagi gue tanpa perlu alasan apapun.
Oh iya, nggak lupa juga. Bagi temen-temen kakak-kakak dan atau adek-adek juga yang sudah punya rencana liburan, semoga liburannya diberkahi oleh tuhan. Apapun kegiatan liburan kalian, semoga diberkahi.
Dan alhamdulillah, liburan gue kali ini diisi dengan beragam kesibukan. Diantaranya masuk di salah satu LSM, yang visi misinya ikut serta memberantas koruptor di desa. Dan semoga, di tengah kesibukan gue, si anak motor seenggaknya ngabarin juga kegiatannya.