Theory love’s Relativity

Ada beragam pendapat tentang cinta. Ketika kita jatuh cinta, kita menganggap cinta adalah anugerah terindah yang pernah tuhan berikan kepada umatnya. Dari cara kita menatap matanya, mata indah itu telah menyihir perasaan kita. Dari cara kita memperhatikan secara diam-diam langkah kakinya, bak Cinderella yang memakai sepatu kaca, dengan warna seputih salju yang baru saja turun dari atap awan. Dari cara kita memikirkannya, tak terlepas sedetikpun dari neuron saraf otak kita, waktu untuk membayangkan betapa indahnya ciptaan tuhan yang satu ini. Dan sekali lagi kita mengatakan ‘aku telah jatuh cinta untuk yang kesekian kalinya’.

Ketika kita mencoba mendapatkannya, dengan kata yang telah dirancang sedemikian rupa indahnya. Kata itu seolah menjadi medan magnet untuk dua anak manusia, yang dianalogikan kutub utara dan kutub selatan. Seperti pada kutub, jika kedua kutub di dekatkan maka akan mengakibatkan gaya yang saling tarik menarik. ‘aku cinta kamu. Dimalam yang dibekap dingin ini, anginpun mengantarkan rasa cinta ku ini ke dinding langit, dan sedia menggambarkan keindahanmu di sana, di langit sana. Dan yang untuk kedua kalinya, yang kali ini kuungkapkan dihadapanmu, aku tak bisa membohongi perasaan ku. I Love You’

Ketika kita telah memilikinya, kita menganggap cinta lah yang telah mempertemukan kita, iya kita. Dua insan tuhan yang mencoba menyatukan hati dan perasaannya. Momen dimana sebuah kebersamaan menjadi sangat dan lebih berarti. Duduk berdua diatas kursi, tangan yang saling memegang erat satu sama lain, esensi dari ‘aku yang tidak ingin melepas mu, tetaplah disini, temani aku, karena aku sangat menyayangimu lebih dalam. Dalam sekali’.

Momen kebersamaan itu terbawa dengan sejuta berkas-berkas kenangan, yang tersimpan rapi di laci hati kita. Bagai sakau, bahkan lebih dari sakau. Entah apakah elemen itu bernama ‘cinta’ sehingga menjadikan candu bagi insan yang merasakannya. Kamu… kamu… kamu…

Terkadang aku engga tau harus berbuat apa. Yang aku ingin hanya berada di sampingmu, mencengkeram jemarimu dengan lembut. Dan tak ingin kamu pergi selamanya. Iya selamanya.

Albert Einstein pernah mengemukakan teori relativitasnya, yang terdiri dari dua relativitas. Teori relativitas khusus dan teori relativitas umum. Dan dari kedua inti relativitas itu adalah kembali ke diri kita masing-masing, sudut pandang kita. Kita bisa mengatakan suatu benda bergerak, itu karena kita dapat menentukan titik posisi objek yang sedang kita amati. Semakin besar energy yang digunakan objek untuk mencapai kecepatan cahaya, maka semakin besar pula massa objek tersebut (relatif) dan sebaliknya jika massa objek semakin besar, maka semakin besar pula energi yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan cahaya (relatif). Artinya jumlah energi yang dibutuhkan akan menjadi tak terbatas. Lalu pertanyaan saya energi tak terbatas itu apa?, bentuknya seperti apa?(dan sekali lagi saya katakana relatif). Ilmuwan mengatakan sedang mengusahakan adanya energi tak terbatas yang dinamakan dengan partikel tuhan. Lalu darimana partikel tuhan itu?.(relatif)

Semua yang ada di alam semesta ini relatif, engga ada yang pasti…

Aku sempat bertanya kepada seorang pemulung ‘kebahagiaan terbesar itu apa?’. Dengan langkah yang gemetar dan suara yang penuh kelembutan, pemulung tua itu mengatakan “kebahagiaan terbesar ku adalah, bisa makan hari ini saja sudah cukup”.

Dan aku sempat memperhatikan koruptor negeri ini. Ketika mereka menghabiskan uang rakyat hanya untuk kantong pribadi mereka saja, mereka seakan tidak puas dengan gaji besar yang mereka sudah terima.
Dan lagi. Aku menyimpulkan kebahagiaan pun bersifat relatif.

Kisah cinta, kisah indah, cerita persahabatan, kehebatan sebuah teori yang mampu mempengaruhi peradaban manusia, tolak ukur kebahagiaan pada setiap manusia. Semua itu bersifat relatif.
Sekali lagi, seribu kali lagi, sejuta kali lagi, CINTA.
Sesuatu yang pasti itu adalah cinta. Cinta kita kepada sang maha pencipta, cinta kita kepada ALLAH SWT. Tidak ada keraguan sedikitpun tentang itu. Untuk yang kesekian kalinya cinta menunjukan esensi dan hakikatnya. Bahwa cinta memang ada untuk cinta itu sendiri, cinta ada untuk diungkapkan tapi bukan untuk dimiliki. Cinta hakiki yang hanya dimiliki ALLAH untuk makhluk ciptaan terindahnya, karena cinta ALLAH enggak akan pernah sedikit pun berpaling dari makhluknya.


Tulisan aku yang satu ini diikutkan lomba, udah lolos sunting dan udah diterbitkan di portal www.hutanta.com , jika berkenan tolong klik (aku suka) di portal www.hutanta.com

Share:

41 komentar

  1. Postingannya bagus. Saya suka jawaban pemulung itu. Dia sudah bahagia bila hari ini saja makan sudah cukup. Saya terharu membaca jawaban itu. :')

    Mari kita berantas koruptor. Semoga di tahun ini, koruptor tidak ada lagi. Amin. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih untuk pujiannya.

      aamiin :-D

      Hapus
  2. betul bangeet, cinta yang pasti dan abadi adalah cinta kita untuk sang Pencipta seisi alam semesta ini :)

    Kunjungan pertama niih, salam kenal Jordan :D
    oiyaa folbek yaa hhe http://galaunizme.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe iya, Cinta abadi dan cinta yang pasti hanya untuk Allah swt

      Hapus
    2. Okey nanti aku follback :-D

      Hapus
  3. berantas aja tikus berdasi , kasihan yang jadi pemulung tapi hatinya mulia tuh .,

    BalasHapus
  4. mariii berantas tikus berdasiiiii!! terharu ngedengar jawaban si pemulung. harusnya para tikus-tikus berdasi itu lebih banyak belajar dari si pemulung.

    BalasHapus
  5. kata einstein "yang pasti di dunia ini adalah ketidakpastian itu sendiri" artinya semuanya memang relatif.
    tapi ya kita sendiri yang menentukan itu pasti atau ga.. karena kita yang ngejalanin hidup ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bang, semuanya emang relatif dan yang pasti di dunia ini emang ketidakpastian itu sendiri, tapi itu kan kata einstein.
      kalo kata aku, yang pasti ya cinta kita ke Allah, keyakinan kita ke Allah. itu sifatnya pasti bukan relatif

      Hapus
  6. partikel tuhan? Baru denger :D tulisannya selain nambah pengetahuan juga jadi tamparan besar untuk mencintai yang Maha Pencipta yang mencipatakan rasa cinta itu sendiri, Allah SWT :)

    Mantap, kak!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak Nayanaya namanya partikel tuhan.
      Jadi partikel itu adalah energi tak terbatas untuk bisa membuka ruang dan waktu, kaya mesin waktu itu.

      Hapus
  7. kata-kata lo keren banget bro. dan teori-teori lo tentang cinta di awal juga ga kalah keren.

    kayaknya lo udah paham banget nih tentang cinta yang hakiki itu seperti apa, cinta yang sempurna dan abadi itu seperti apa. tapi, kalo menurut gue sih gue juga setuju sama lo. cinta yang hakiki dan abadi memang hanya milik Allah kepada makhluknya.

    'relatif'. yaa, semua hal di dunia ini memang bersifat relatif. bahkan ilmuwan Albert Einstein juga mengemukakan teori relatifitas terhadap fisika. termasuk juga kehidupan dan berbagai hal di dunia ini juga bersifat relatif, bahkan ketampanan seseorang saja juga bisa di bilang relatif loh hehe.

    cara lo ngambil contoh para pengemis dan koruptor untuk mengambil contoh kalo hidup itu relatif keren banget!
    btw, salam kenal ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih banyak kak mas reyza, aku juga masih banyak belajar buat memahami arti cinta yang hakiki dan sempurna itu seperti apa.

      Iya kak bukan cuman di dunia, tetapi di alam semesta ini juga bersifat relatif engga ada yang pasti. Haha aku setuju itu kalo ketampanan seseorang juga bersifat relatif.

      Haha iya kak makasih banyak buat pujiannya. Salam kenal juga :-D

      Hapus
  8. Teori cintanya boleh juga tuh. Dan benar, cinta yang pasti itu hanya pada Nya. Yang lain itu relatif, kembali pada kita masing masing.

    Cintailah sewajarnya saja isi dunia. Cinta yang berlebihan pada dunia itu tidak baik untuk kesehatan. Hehe:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha iya kak, boleh dibuktikan kok ka teori nya haha.

      Kalo anak-anak alay itu kan cintanya berlebihan kak. Kalo itu gimana kak?. :-D

      Hapus
  9. aseeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeemmmm.....ini tulisan keren bener...
    oke..jujur...ini keren...sangat keren..

    kamu menguasai beberepa pembahasan untuk dicampur jadi satu....dan rasanya pas...cocok....

    mungkin saya akan lebih sering berkunjung untuk banyak belajar...thank

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahh... terima kasih banyak kak Moti Peacemaker. Saya juga masih banyak belajar dari kak Moti juga.
      Terima kasih untuk kunjungannya kak :-D

      Hapus
  10. asoy banget postingan kamu Jordan. aku pikir bakalan kamu terusin nggak cuman sampe memiliki tapi terus merasa jenuh lalu melakukan goyang patah patah, ehm maksutku lalu saling mematahkan gitu, biar serruuu tuh postingan ada klimaksnya *akungelanturnggaksihya

    tapi aku suka sih, walo aku nggak mudeng yang bagian einstein...salam kenal anyway, kayaknya ini kunjunganku yang perdana Jordan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha iya nanti kalo bikin lagi bakalan ada ending klimaksnya kak.

      Ini kunjungan yang kedua kaka. Terimakasih

      Hapus
  11. Dari judulnya aja udah bikin gue ngomong dalam hati "pasti keren nih ceritanya". Eh, pas baca cerita ternyata emang bener bener keren. Pengalaman lo dalam percintaan kayanya udah level olimpiade. Unsur romantisnya kental

    BalasHapus
    Balasan
    1. Olimpiade Cinta, adakah? Kalo ada gue mau coba buat ikut hahaha

      Hapus
  12. Emang gak ada habisnya kalo ngomongin tentang cinta. cinta memang selau menarik untuk dibahas :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cinta... cinta... cinta...
      Susah buat di deskripsikan

      Hapus
  13. karena cinta Allah takkan pernah berpaling dari makhluknya, tapi kita sebagai makhluk kadang berpaling bahkan dari melakukan kewajiban kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi inget dosa gue om lu ngomong kaya gitu.

      Hapus
  14. aduh kenapa cowk yg posting hari ini postingannya meye-meye semua -_-"
    emm, oke cinta dan kebahagiaan itu emang relatif, yang mutlak itu cuma cinta kita kepada sang pencipta, itu aja ssih.
    btw, itu lombanya udah menang belum ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha kan nulisnya sesuai dengan hati ka.

      Kalo lombanya belum selesai ka. Selesainya bulan juni kalo engga salah sih

      Hapus
  15. Gilaaaaa ini teori cinta bisa disejajarkan dengan fisika -_-
    Keren banget walaupun agak gak ngeh dan gak nyambung apa hubungannya teori relativitas sama cinta itu apa :P

    Tapi terlepas dari itu semua, emang bener. Semua itu relatif, perspektif masing - masing orang berbeda satu sama lain. Yang pengemis bilang kalo kebahagiaannya adalah bisa makan untuk hari ini sedangkan yang koruptor bilang kalo kebahagiaanya adalah bisa plesir ke luar negeri setiap saat, itu relatif. Semua itu relatif, dan hanya Cinta-lah yang tidak. Bener gitu gak ? :o

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ka karena mungkin penjelasan saya tidak terlalu spesifik jadi kalo tidak dipahami sepenuhnya ya engga ngeh...

      Yang pasti cinta allah ke makhluknya itu yang pasti

      Hapus
  16. pengertian cinta itu luas, enggak cuma cinta sesama umat tetapi yang paling penting cinta terhadap sang pencipta.

    cinta membuat pemikiran kita akan berbeda-beda untuk menjabarkannya. entahlah, itu seperti misteri yang belum bisa ditemukan jawaban yang pasti.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener cinta itu misteri, thanks sudah berkunjung

      Hapus
  17. Tulisannya inspiratif banget. Meskipun ada beberapa kalimat yang gak bisa langsung aku pahami, tapi bagian lainnya bener-bener keren. Aku terenyuh saat baca bagian pemulung. Aku ngerasa jadi bodoh di saat pemulung bersyukur tiap hari bisa makan, aku malah males makan.

    Harusnya, tikus-tikus itu nyadar perihnya hidup kayak (maaf) pemulung itu. Biar mereka ngerasain kalau hidup bukan hanya tentang materi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah... terimakasih kak, mungkin nanti kalo nulis lagi bakalan saya perjelas lagi materinya.
      Sebaiknya emang kita begitu kak, bersyukur dan memperbaiki diri.

      Setuju !!

      Hapus
  18. Cakep banget nih... Teori yang cukup masuk akal sebenernya... Aku nggak tau gimana kamu bisa merumuskan teori relativitas pada cinta... Tapi menurutku, orang-orang punya presepsinya masing-masing terhadap cinta... Nggak nyalahin juga kalau ada yang ngartiin cinta itu buruk... Bisa saja dia pernah ngalamin kejadian tragis yang orang lain nggak pernah alamin tentang cinta...

    Hmmm... Dari tulisanmu saja... Mungkin kamu ini orangnya setia dan romantis abis...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga engga tau kak, cuman bereksperimen ajah kak, emang banyak sih yang ngartiin cinta itu. Beda-beda banyak banget malah.

      Tulisannya emang romantis kak, tapi orangnya humoris kok haha

      Hapus
  19. kwkwkw kalo inget teori relativitas gue jd inget fisika, kalo inget fisika gue jd kesel-_- ga deng. Iya bener tuh, kebahagiaan itu relatif, yang menurut kita bikin bahagia belum tentu bikin orang bahagia.

    Dan jika berbicara tentang cinta, emang ga ada matinya, ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha emang kesel kenapa kak?. Untung aku ngambilnya program IPS jadi ketemu sama fisika nya cuman 1 tahun. Yaps kebahagiaan juga bersifat relatif.

      Cinta... cinta... dan cinta

      Hapus
  20. bener, cinta dan kebahagiaan itu relatif. cinta yang sebenar-benarnya cuma milik Dia. Sang Maha Cinta.

    btw, salam kenal ya. ini kunjungan saya yg pertama. nice post ^^

    BalasHapus
  21. wuih teori cintanya dianalogikan dengan teori Relativitas nya Albert Einstein... kerenlah.. memang pandangan orang beda-beda... sesuai dengan sis mana ia melihat.. Relatif yah semacam itu lah.. sama seperti pandangan tukang becak ketika menjawab tentang kebahagiaan yang ia rasakan... kita tentu juga pertanyaan berbeda saat ditanya kapan merasa bahagia..

    dan tentang cinta.. sejatinya adalah cinta pada sang Maha Cinta

    BalasHapus

“Seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan.”