About Heart or Distance

“Jangan kau kira cinta datang dari keakraban yang lama dan pendekatan yang tekun. Cinta adalah keterpautan jiwa dan jika itu tak pernah ada, cinta tak akan pernah tercipta dalam hitungan tahun bahkan abad”           (Kahlil Gibran)

Kopi ABC yang sudah lama diseduh terasa  dingin. Leon yang sedang duduk di teras belakang apartment nya sesekali melihat jam ditangannya. Jam berapa sekarang?. Masih sama seperti kemarin malam, menunggu sms yang berisi; “apa kabar sayang?, Lagi ngapain?, Udah makan belum?”. Dan akan selalu diakhiri dengan kalimat “Jaga diri dan hatimu baik-baik disana yah sayang. I Miss You.”

I Miss You… I Miss You… I Miss You, kalimat itu diucapkan leon berulang kali…

A hundred days have made me older
Since the last time that I saw your pretty face
A thousands lies have made me colder
And I don’t think I can look at this the same
But all the miles that separate
Disappear when I’m dreaming of your face
I’m here without you baby…
But you’re still on my lonely mind…
I think about you baby…
And I dream about you all the time…

Suara indah dari Brad Arnold vokalis 3 Doors Down, yang menyanyikan lagu Here Without You. Cukup mewakili perasaan Leon yang lagi merindukan sosok kehadiran Shae, kekasihnya. Entah untuk yang keberapa kalinya lagu itu terus diputar dari Ipod nya. Sesekali Leon membatin sampai kapan harus begini, memadu kasih tanpa bertemu. Sesulit inikah jalan takdirku… yang tak inginkan kita bahagia.

Leon
salah satu murid yang popular di SMA nya
Ganteng, pintar, rambut gondrong kaya salah satu idolanya Justin Bieber, kemana-mana selalu bawa buku. Sosok simple, kreatif dan humanis tentunya.

Shae
Cewe yang pinter  tapi cuek, agak nyebelin tapi punya mata biru yang indah banget… Leon yakin, semua cowo yang ada di dunia ini bakalan ngerasa ada partikel cinta yang masuk, saat cowo tersebut memandang mata Shae.

“lagi kenapa, kok diem ajah?” suara Nina yang menyadarkan kebengongan temennya yang satu ini. Nina udah janjian sama leon buat maen ke apartment nya leon di kawasan Brisbane, kebetulan Nina juga Mahasiswa dari Indonesia yang kuliah di University Of Queensland. Sama kaya Leon. “engga kok. Lagi bingung ajah” jawab Leon sambil ngambil minum “bingung kenapa, coba cerita deh, barangkali gue bisa bantu” Nina pun menatap mata Leon.

“gue punya pacar dan udah setahun ini kita LDR, kayaknya emang bener kata orang. LDR tuh engga ada yang berhasil, kayaknya gue mau putus aja”. Nina yang ngeliat keluar jendela, tampak banyak banget bintang. Malam yang indah
“Kalo seandainya penduduk bumi itu ada sekitar 7 milyar jiwa. 7 milyar jiwa itu jika dibuat setengahnya, lalu 20% dari setengahnya itu sedang mengalami LDR”. Nina diem, menarik nafasnya perlahan, lalu melanjutkannya lagi “setidaknya 1 detik saja, ada 7 jiwa yang sedang merasakan hal yang sama kaya lo.420 jiwa dalam 1 menit, 25.200 jiwa dalam 1 jam. Dan setidaknya ada 604.800 jiwa sehari-semalam entah di belahan penjuru dunia mana, yang mereka sedang merasakan hal yang sama kaya lu. Kangen, kangen bangeet malah.” Leon ngeliat sebentar, terkagum-kagum ke Nina, dan Nina pun melanjutkan lagi ucapannya “Lo engga sendirian Leon. Karena satu dari 604.800 jiwa itu, gue juga sedang merasakan hal yang sama persis kaya yang kamu rasakan saat ini.”
“jadi, kamu LDR juga?” Leon nannya.
“iyaps, tapi LDR bukan halangan buat gue, untuk terus menyimpan rasa sayang gue ke orang yang gue sayang” Nina menatap mata Leon tajam “gue yakin bukan masalah jarak, tapi masalah ini. Masalah hati, hati yang mencintai dia dengan tulus, hati yang ingin selalu memberi. Cinta adalah keterpautan jiwa, dan jika itu tidak ada. Cinta tidak akan pernah tercipta dalam hitungan tahun bahkan abad, bukan juga karena jarak.” Nina tersenyum renyah ke Leon.
Dan malam, itu di bawah gugusan rasi bintang dan gagahnya planet bima sakti. Leon berjanji “terima kasih tuhan, terima kasih cinta, dan terima kasih Nina, mulai sekarang bukanlah masalah jarak yang bisa memisahkan kita tetapi kita di pertemukan dengan hati. Dan dengan hati ini akan ku perjuangkan cinta kita. Shae  I just want to say, my love is comin from my heart. Believe me”

Share:

0 komentar

“Seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan.”