Little Romeo

Aku Yang Ingin Hidup 1000 Tahun Lagi

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

  • Beranda

Laman

  • Catch Me If You Can

Just Joint



Siapa mampu mengacuhkan senja. Lengkap dengan debur ombak yang membisik mesra, pasir putih yang berkeredap tercium semburat jingga senja, menyelimuti kaki-kaki kecil yang berjalan menyusuri sepanjang bibir pantai. Angin pantai dengan bau amis nya membisikkan kesenduan, dan karang-karang yang bersimfoni di hantam lembut nya ombak.

Senja yang sinarnya kejingga-jinggaan, kemerah-merahan dan keemas-emasan menjadikan air laut memantul berwarna keemasan. Senja yang sempurna.

Orang-orang bahkan harus rela meninggalkan keluarga nya, suami meninggalkan istrinya, dan istri meninggalkan suaminya sekadar untuk mengabadikan senja sempurna tersebut. Tidak, bukan dengan menggunakan kamera, karena orang-orang takkan sempat, terlalu terpesona pada satu senja.

Sepasang kekasih mengaitkan jari-jemari sambil memadu kasih, dilihatnya senja itu sambil duduk-duduk di bibir pantai. Diliatnya senja yang sempurna itu, hingga ia mulai turun, cahaya nya yang merah membara, perlahan semakin redup, menyisakan siluet perahu nelayan di kejauhan dan hilang ditelan cakrawala.

“Alina tercinta.”

“Bersama surat ini kukirimkan padamu sepotong senja-dengan angin, debur ombak, matahari terbenam, dan cahaya keemasan.”

Dan cerita klasik itu pun dimulai. Tentang kesenduan, romantisisme hingga lirisisme yang dibalut dengan embel-embel cinta.

‘Senja yang kumaksud, adalah senja dalam berbagai pendekatan dan konteks tetap berusaha saya capai kesenjaannya, mulai dari gejala alam kasat mata, sampai segenap konstruksi struktural dan tematik yang dimungkinkan oleh subjek bernama senja.’ Tulis Seno Gumira Ajidarma dalam bukunya yang diberi judul dengan manisnya Sepotong Senja Untuk Pacarku.

Ia ingin menguraikan senja dengan kompleksitas dan paradoksalnya melalui cerita-cerita yang terpisah satu sama lain, membangun ceritanya sendiri-sendiri namun tetap terhubung dan saling terkait, seperti potongan Pizza ia memaknainya.

Secara eksplisit, tentu berlebihan jika sekedar melihat senja di representasikan hanya sekedar cerita cinta yang sendu dan rayuan nafsu yang picisan.

Dalam trilogi Alina, khususnya pada cerita Sepotong Senja untuk Pacarku, dipertontonkan bagaimana keserakahan, dan kepongahan dari seorang Sukab, yang hendak memiliki seutuhnya senja, dengan cara memotong nya, untuk kemudian ia simpan dalam amplop. Ia ingin mengabadikan senja dengan gemerlap warna keemasannya.

Namun dalam cerita Jawaban Alina, ia mengajarkan bahwa keikhlasan untuk menerima Senja yang luber dari amplop, dengan segala bencana yang ditimbulkannya. ‘Kupandang senja yang abadi sebelum melipat surat ini. Betapapun semua ini terjadi karena cinta dan hanya karena cinta – betapa besar bencana telah ditimbulkannya ketika kata-kata tak cukup menampungnya. Kutatap senja itu, masih selalu begitu, seperti menjanjikan suatu perpisahan yang sendu.

Selamat berpisah semuanya. Selamat tinggal’.

Begitu pula sama halnya dengan cerita Tukang Pos Dalam Amplop. Yang dengan ikhlasnya terjebak dalam dunia amplop yang hanya berisikan senja yang abadi, kendatipun senja yang sempurna, dunia amplop, dunia yang terpisah dari ruang dan waktu.

Di kota dimana pelangi tak pernau memudar. Senja sedang turun. Di pantai yang landai, langit senja membentang diatas pasir basah. Pasir begitu putih dan lembut seperti tepung, air laut yang mendesah perlahan memantulkan segala-gala nya dari langit pantai bagaikan sebuah cermin di senja hari yang cemerlang keemasan.

Ia mengajarkan keimanan, pada teguh nya prinsip seorang peternak kunang-kunang mandarin, Keimanan Sukab pada apa yang diyakini nya untuk bertahan terpekur memandangi agung nya senja di rumah tepi pantainya, walau harus menerobos akar tradisi nya, dimana hanya ia dan rumahnya lah yang menghadap langsung ke laut. Hingga demi satu keyakinannya, ia berlayar mengejar Senja hanya bermodalkan perahu nelayan kecil dan keyakinan.

Senja tentunya telah turun di pulau tanpa nama itu menjadikannya sebuah gundukan menghitam ketika permukaan laut seperti puisi seperti permukaan agar-agar berwarna kelam yang terus menerus bergerak perlahan dengan lembut dan memberi perasaan rawan. Betapa tidak akan menjadi ketika langit menjadi gelap, menghitam dan muram? Hanya ada sedikit mega disana dengan sisa-sisa cahaya yang sudah sangat terlalu remang dan meski keremangan bukanlah kegelapan tetapi keremangan lebih memberi perasaan rawan daripada kegelapan.

Aku memaknai cerita-cerita pada Atas Nama Senja yang terdiri dari cerpen; Senja di Pulau Tanpa Nama, Perahu Nelayan Melintas Cakrawala & Senja di Kaca Spion sebagai metafor penantian yang sangat panjang dan melelahkan dari riwayat manusia. Bukan hanya sekedar membawa kesakitan dan kesengsaraan laiknya orang-orang berpendapat, juga ada penantian disitu, penantian akan kebahagiaan.

Tentu, buku Sepotong Senja Untuk Pacarku yang ditulis oleh Seno Gumira Ajidarma ini, lewat pemaknaan ku, bisa saja melenceng jauh dari apa yang penulis ingin sampaikan dengan senja nya, dengan teks, konteks, keadaan alam dan paradoks nya. Tentu juga, pemaknaan yang dibagi dalam alur besar yang saya simpulkan diatas jauh melebihi makna yang terkandung didalamnya. Dan bukanlah sesuatu yang mutlak, karena Seno Gumira Ajidarma dengan senja nya ini, menawarkan apa-apa saja yang ingin kita llihat, dari perspektif apa-apa saja pula, kita bisa mengambil pembelajaran dari Senja.
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT AUTHOR

Photobucket

Follow us

POPULAR POSTS

  • Theory love’s Relativity
    Ada beragam pendapat tentang cinta. Ketika kita jatuh cinta, kita menganggap cinta adalah anugerah terindah yang pernah tuhan berikan kepad...
  • U & N DAN SEGALA KEAJAIBANNYA PART-II
    Selamat malam semuanya… gimana kabar? Gue harap kabar kalian sedang dalam top performance alias lagi baiknya baik banget. Udah jarang bange...
  • Rasanya Jadi Penerima Tamu di Acara Pernikahan
    Okay, sebelumnya gue harus meng-klarifikasi perihal penamaan judul postingan gue kali ini. Jadi, gue menjadi penerima tamu di acara pernika...
  • UUD Dalam Garis Lucu
    Sebelum nya, ini adalah tulisan pertama saya di tahun 2017 ini. Tenang, just for your information, tulisan ini tidak akan membahas resolusi ...
  • Renungan Bagi Gue
    Untuk yang kedua kalinya, gue benar-benar dipukul telak. Jangankan untuk melawan balik, hanya untuk berargumen mencoba membela diri pun gue...
  • Kantin Mbok Jum dan Cerita Dibalik Poster Pak Pramoedya Ananta Toer
    Hari kamis kemarin, tanggal 7 April, setelah selesai UTS kuliah Hukum Ketenagakerjaan, gue berkesempatan untuk mengunjungi kantin Mbok Jum....
  • U & N DAN SEGALA KEAJAIBANNYA PART-I
    Selamat siang… Engga tau kenapa siang ini gue pengen banget nge refresh kejadian gue pas waktu UN kemaren. Sebelum baca tulisan gue yan...
  • Menakar Arah Pendidikan Indonesia
    Mungkin beberapa dari Bung & Nona, pernah (setidaknya) melihat sekali dari cuplikan video diatas. Video tersebut adalah konten video...
  • Intinya Belum Ada Judul
    1 Perempuan Dalam Balutan Serupa Dewi Sungguh, mungkin teman-teman sebaya-ku akan menertawaiku jika mereka tau. Aku tengah mena...
  • Semester 3 dan liburannya
    Alhamdulillah, semester 3 kemarin sudah selesai.  Dan sekarang memasuki jeda liburan. Banyak kesan tertinggal seiring perjalanan pulang...

Categories

  • Artikel persembahan dari gue yang freak
  • Cerpen persembahan dari gue yang freak
  • Diary Freak

Advertisement

  • Facebook Google Plus Instagram Youtube Channel

Blog Archive

  • ▼  2018 (1)
    • ▼  Februari (1)
      • SENJA DAN CERITA KLASIK TENTANG CINTA
  • ►  2017 (4)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (2)
    • ►  April (2)
  • ►  2015 (3)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
  • ►  2014 (14)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (1)

About me

FOLLOW US @ INSTAGRAM

About Me

Popular Posts

  • Theory love’s Relativity
    Ada beragam pendapat tentang cinta. Ketika kita jatuh cinta, kita menganggap cinta adalah anugerah terindah yang pernah tuhan berikan kepad...
  • U & N DAN SEGALA KEAJAIBANNYA PART-II
    Selamat malam semuanya… gimana kabar? Gue harap kabar kalian sedang dalam top performance alias lagi baiknya baik banget. Udah jarang bange...
  • Rasanya Jadi Penerima Tamu di Acara Pernikahan
    Okay, sebelumnya gue harus meng-klarifikasi perihal penamaan judul postingan gue kali ini. Jadi, gue menjadi penerima tamu di acara pernika...
  • UUD Dalam Garis Lucu
    Sebelum nya, ini adalah tulisan pertama saya di tahun 2017 ini. Tenang, just for your information, tulisan ini tidak akan membahas resolusi ...
  • Renungan Bagi Gue
    Untuk yang kedua kalinya, gue benar-benar dipukul telak. Jangankan untuk melawan balik, hanya untuk berargumen mencoba membela diri pun gue...
  • Kantin Mbok Jum dan Cerita Dibalik Poster Pak Pramoedya Ananta Toer
    Hari kamis kemarin, tanggal 7 April, setelah selesai UTS kuliah Hukum Ketenagakerjaan, gue berkesempatan untuk mengunjungi kantin Mbok Jum....
  • U & N DAN SEGALA KEAJAIBANNYA PART-I
    Selamat siang… Engga tau kenapa siang ini gue pengen banget nge refresh kejadian gue pas waktu UN kemaren. Sebelum baca tulisan gue yan...
  • Menakar Arah Pendidikan Indonesia
    Mungkin beberapa dari Bung & Nona, pernah (setidaknya) melihat sekali dari cuplikan video diatas. Video tersebut adalah konten video...
  • Intinya Belum Ada Judul
    1 Perempuan Dalam Balutan Serupa Dewi Sungguh, mungkin teman-teman sebaya-ku akan menertawaiku jika mereka tau. Aku tengah mena...
  • Semester 3 dan liburannya
    Alhamdulillah, semester 3 kemarin sudah selesai.  Dan sekarang memasuki jeda liburan. Banyak kesan tertinggal seiring perjalanan pulang...

Advertisement

Copyright © 2016 Little Romeo. Created by OddThemes